Apa itu Sastra Inggris?

Di zaman ketika masyarakat terbiasa dengan yang praktis dan aplikatif, lazim ada kesalahan umum yang menganggap bahwa manfaat menempuh studi di pendidikan tinggi di bidang sastra Inggris adalah untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris karena konon bahasa Inggris adalah bahasa yang paling lazim digunakan dalam komunikasi di tingkat global. Pemahaman itu tidak sepenuhnya salah. Namun, sesungguhnya cakupan pembelajaran dan penelitian di bidang sastra Inggris itu jauh lebih luas daripada sekadar belajar mahir menggunakan bahasa Inggris. Being an English major sama sekali berbeda dari belajar di kursus bahasa Inggris. Sesungguhnya, jika kita melihat berbagai English programs di berbagai perguruan tinggi di negara seperti Amerika Serikat, Britania Raya, Australia, Selandia Baru, Kanada, Filipina, Singapura, Malaysia, India, Afrika Selatan, Irlandia, Kenya, Nigeria, Jamaika, Trinidad dan Tobago, dan negara-negara lain yang menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan seharinya, baik dalam konteks formal maupun informal, studying English biasanya berarti belajar meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan berkomunikasi efektif serta melakukan kajian mendalam terhadap bahasa, kebudayaan, dan kesusastraan. Karena itu, lazimnya yang diterima sebagai mahasiswa adalah lulusan SMA atau setingkatnya yang tingkat kemahiran berbahasa Inggrisnya di atas rata-rata. Selain itu, karena kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi efektif, dan berbahasa secara strategis merupakan kompetensi yang dibutuhkan di berbagai bidang pekerjaan, lulusan sastra Inggris dapat ditemukan di berbagai bidang kerja di seluruh dunia. Coba google “famous English graduates.” Lihat siapa saja orang-orang sukses yang lulusan sastra Inggris. Bahkan sumber informasi populer seperti Wikipedia pun memberikan gambaran betapa luasnya cakupan English studies.