Sudah sembilan puluh empat tahun sejak T. S. Eliot menerbitkan karya monumentalnya The Waste Land (1922). Sajak ini menyajikan keresahan tentang capaian peradaban manusia; dan, sebagai wakil High Modernism, ia meragukan kemampuan bahasa mengekspresikan dan merepresentasi pengalaman manusia. Di situ Eliot menyampaikan visinya tentang tanah gersang sebagai akibat dari peradaban manusia yang memuncak pada perebutan tanah antara pihak-pihak yang kuasa. Perang itu telah memutus jalur pasokan gula dari Jawa ke Eropa. Karena itu kah penduduk Jawa mulai mengonsumsi gula dan MSG secara berlebihan? Apa lagi yang terjadi di sini karena peristiwa di sana? Bagaimana pun juga, siapapun di tanah mana pun diikat oleh gaya gravitasi yang sama, yang mau tidak mau membuat semuanya berpijak pada bumi. Namun, kita masing-masing hanya dapat melihat sebatas kemampuan pandangan mata. “Anak Manusia, kau tidak bisa berkata, atau menerka, karena kau hanya dapat melihat seonggok pecahan citra.” Karena itu, mungkin, kita membangun peradaban di atas puing-puing masa lalu, menimbun sejarah dan prasejarah dengan teknologi, melawan gravitasi, menjauh dari bumi. Karena itu, mungkin, kini kita semua melempar suara ke atmosfer memadukan jaringan sel yang menganyam tubuh kita ke jaringan elektromagnetik dan jaringan sosiopolitik. Berapa sesungguhnya nilai tanah yang membelenggu kaki kita, membebani kita dengan gravitasi dan menarik kita ke sejarah? Dapatkah nilai tanah dihitung bukan saja dengan Adam Smith dan Thomas Malthus melainkan juga dengan Isaac Newton? Adakah harga khusus yang harus dibayar perempuan? Adakah juru selamat yang akan membebaskan kita dari penjara ini? Apa yang telah kita bangun
over
THE WASTE LAND
now
?
Dalam panggung ini tubuh, bayangan, dan proyeksi akan berinteraksi. Massa, cahaya, dan bunyi akan berbincang. Performance akan merembas keluar dari panggung.
Pertunjukan ini akan disajikan sebagai kolaborasi antara mahasiswa, alumni, dan dosen Sastra Inggris, Sastra Indonesia, dan Magister Sastra Kontemporer, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran dengan dukungan dari Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris, Gelanggang Mahasiswa Sastra Inggris, dan Teater Djati. Kolaborasi ini dilakukan dalam payung ETA: Inquiries in Theater and Performance (Theorizing Physicality, Embodying Discourse) sebagai wahana menelaah dan bereksperimen teater di lingkungan akademis untuk kepentingan pemikiran kritis.
Pertunjukan akan dilaksanakan di
Aula PSBJ, FIB, Unpad, Jatinangor
Minggu, 11 September 2016
Pukul 13.00
HTM: Rp 20000
(Mahasiswa baru FIB Unpad dan pemesanan rombongan mendapat harga khusus)
Dengan kerja sama dan dukungan dari Dewan Kesenian Jakarta, pementasan ini pun akan digelar di
Galeri Cipta 3, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta
Sabtu, 17 September 2016
HTM: Rp 50000
Sila isi formulir berikut untuk pemesanan.
Untuk informasi lanjut hubungi teatereta@gmail.com, Jasmine (08568734669), atau Nadira (081809688748)